Bunyi alarm di telepon saya khas. Bukan hanya
bunyi yang khas, waktunya juga khas. Akhirnya reaksi saya kepadanya juga khas.
Maklum, alarm itu selalu berbunyi tepat pada waktu yang saya butuhkan, bukan
waktu yang saya inginkan. Misalnya, waktu ketika tidur mestinya sedang sangat
enak dan nyenyak. Kadang-kadang waktu masih menunjukan pukul empat dini hari.
Cuaca masih dingin dan mata masih lengket. Namun, alarm itu terus menyalak tak
peduli karena ia memang cuma ditugasi. Kita pula yang menyuruh.
Paling
menderita adalah jika alarm berbunyi pada saat kita merasa baru saja terpejam,
alarm itu telah menyalak lagi. Tak peduli tidur adalah hal yang paling kita
inginkan, tapi ke sekolah harus segera demi mendapat ilmu untuk meraih
cita-cita. Begitu sering alarm itu berbunyi tepat pada saat yang berat seperti
itu, reaksi saya padanya akhirnya juga seberat itu. Pelan-pelan ada rasa gentar
setiap bunyi itu terdengar. Bunyi itu kemudian terasa sebagai factor
pengganggu.
Alarm
juga terkadang digunakan oleh ibu. Jika alarm ibu berbunyi, saya mengerti
betapa bunyi itu adalah nada yang tak dia inginkan karena itu tanda harus
memulai kewajiban. Tak ada yang enak dalam menjalani sebuah kewajiban karena
itulah waktu yang terbaik untuk bermalasan. Namun, saat alarm itu berbunyi saya
selalu dihinggapi rasa tak tega karena dia sedang pada puncak lelap tertinggi.
Dia selalu lelah seharian dan harus bangun paling pagi. Kami semua boleh telat
bangun pagi, kecuali ibu. Tetapi, dia harus bangun tak peduli betapa tubuh
masih penat dan kepala masih berat. Hanya dengan sorang ibu yang telat bangun
urusan rumah tangga akan rusak.
Maka,
setiap melihat ibu terbangun sempoyongan, terbayang betapa berat keadaan. Saya
tebak setiap kali dia mendengar alarmnya pasti setara dengan saya saat
mendengar alarm saya, begitu juga dengan anda yang memiliki pengalaman serupa.
Music itu makin lama kian terasa sebagai terror di benak kita. Tetapi karena
bunyi terror itulah kita benar-benar sanggup memaksa diri untuk terjaga dan
mengerjakan apa yang harus kita kerjakan, tak peduli suka atau terpaksa. Kini,
saya akan bertindak adil kepada alarm. Kapasitasnya sebagai terror tak akan
saya kurangi, tetapi malah saya tambah. Saya tetap akan menyebutnya sebagai
bunyi yang meneror, tetapi terror untuk hidup saya yang lebih baik
No comments:
Post a Comment